3/8/2012 | 15 Ramadhan 1433 H | Hits: 796
Oleh: Azizon
dakwatuna.com - “Gumpalan debu yang menjadi daki
adalah makanan, Air mata dan keringat yang asin adalah air minum,
Tetesan darah karena kematian dan luka adalah tinta yang menggoreskan
kepahitan”.
Walaupun terlihat “lebay” namun sedikit
banyaknya sajak tersebut menggambarkan bagaimana keadaan dan perasaan
saudara-saudara kita yang berada di Myanmar, tepatnya etnis minoritas
Rohingya. Etnis ini merupakan etnis muslim yang berada di daerah
perbatasan Myanmar dan Bangladesh. Pemerintah Myanmar menyebut mereka
sebagai penduduk ilegal yang datang dari Bangladesh. Ketika mereka
mencoba kembali untuk datang ke Bangladesh, mereka juga ditolak.
Penolakan oleh kedua penduduk asli ini disebabkan karena perbedaan
budaya dan karena etnis Rohingya yang beragama Islam. Padahal menurut
laporan disebutkan bahwa sudah terdapat sebanyak 8 juta orang Rohingya
yang tinggal di Myanmar. Hal inilah yang membuat mereka sering disebut
sebagai bangsa yang tidak bertanah air.
Akhir- akhir ini
sebagaimana banyak pemberitaan yang menyampaikan telah terjadi
pembantaian etnis Rohingya tersebut yang dilakukan oleh penduduk Budha
yang mendapat dukungan dari militer Myanmar. Awal pembantaian yang
dilakukan pada akhir-akhir ini disebabkan karena kemarahan oleh penduduk
asli setempat karena mendapat kabar seorang wanita dari mereka
diperkosa oleh 3 laki-laki Rohingya. Menurut berita yang beredar
terakhir sudah ratusan orang Rohingya yang tewas dan puluhan ribuan
orang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Etnis Rohingya saat ini
diibaratkan seperti binatang yang terus diburu. Bahkan ada kabar yang
menyebutkan bahwa pemerintahan yang berkuasa di Myanmar sekarang, ingin
melakukan pembersihan terhadap etnis ini. Kasus pembersihan ini
merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM. Orang-orang Rohingya sama
seperti kita, yaitu manusia, tidak pantas diperlakukan layaknya
binatang. Bahkan pembantaian terhadap binatang seperti orang hutan saja
di Kalimantan banyak yang mengutuk. Apalagi membantai manusia. Di zaman
yang katanya HAM dijunjung tinggi, tidak diperbolehkan lagi adanya
rasisme, tapi kenapa tindakan seperti ini tetap terjadi dan dibiarkan?
Apakah karena orang Rohingya yang warna kulitnya lebih gelap serta
memiliki budaya dan keyakinan yang berbeda dengan penduduk asli tersebut
mereka boleh dibasmi? Apakah relevan dengan nilai yang telah disebutkan
di atas tadi? Orang-orang Rohingya punya hak buat hidup tidak
sepantasnya tindakan seperti ini mereka terima. Dari kejadian ini
terindikasi bahwa posisi umat Islam minoritas yang ada di beberapa
negara masih terancam keadaannya karena berkembangnya penyakit
Islamophobia (ketakutan terhadap Islam).
Nah yang menjadi
perhatian kita saat ini, apakah benar posisi umat Islam itu sebegitu
menakutkan dan berbahaya sekali? Apakah ini sebuah bukti betapa sulitnya
umat Islam itu hidup di bawah kepemerintahan Non-Islam? Ataukah kita
sebagai umat Islam yang harus introspeksi diri. Sedikit menelisik firman
Allah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 120:
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk
(yang benar)”. Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.”
Dari ayat di atas bisa kita
lihat bahwa, posisi umat Islam diibaratkan seperti tidak disukai oleh
umat non muslim (kafir). Orang-orang kafir akan selalu berusaha untuk
membuat umat Islam meninggalkan Islam itu sendiri. Berbagai cara akan
mereka lakukan, atau dengan bahasa lain orang-orang kafir tidak suka
dengan keberadaan Islam itu sendiri. Sehingga kejadian yang terjadi di
Rohingya sekarang bisa jadi disebabkan memang karena perasaan tidak suka
umat non muslim tersebut terhadap keberadaan Islam.
Namun di sisi
lain sebagai umat Islam kita tentu juga harus introspeksi diri. Sudah
jelas bahwasanya Islam itu adalah agama yang membawa kedamaian, namun
kenapa kasus seperti Islamophobia itu masih berjangkit saat ini? Ini
adalah pertanyaan yang meski kita jawab. Tidak ada yang bisa memungkiri
bahwa secara substansi yang diajarkan Islam itu benar-benar membawa
kedamaian bagi manusia dan merupakan rahmat bagi sekalian alam. Tetapi
terkadang yang membuat substansi itu berubah di mata orang-orang non-
muslim itu adalah karena tingkah dari beberapa oknum yang beragama Islam
(menyebutkan mereka Islam) yang tidak sesuai dengan substansi itu,
seperti tindakan terorisme, kekerasan dan tindakan lainnya yang
bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Termasuk pada kasus
pembantaian yang terjadi terhadap etnis Rohingya, sebagaimana telah
disebutkan di atas bahwa menurut kabar yang beredar yang menjadi pemicu
terjadinya kasus pembantai di Myanmar akhir-akhir ini adalah gara-gara
kasus pemerkosaan. Inikan sudah jelas bahwa sebenarnya yang salah itu
bukan Islamnya, tetapi perilaku dari orang Islam itu sendiri. Secara
jelas dalam Islam itu pemerkosaan dilarang tetapi kenapa masih
dilakukan? Di sinilah yang harus menjadi introspeksi bagi kita umat
Islam, agar melaksanakan Islam itu secara kaffah dan benar.
Walaupun
sebenarnya sedikit kita sayangkan kelihatannya kasus pemerkosaan ini
cuma dijadikan alasan untuk misi pembersihan etnis tersebut. Secara
logika kasus pemerkosaan itu melibatkan individu, bagi negara yang
memiliki hukum yang harusnya dihukum adalah orang yang melakukan tindak
pemerkosaan itu saja, kalau memang yang melatarbelakanginya hanyalah
kasus pemerkosaan tadi.
Bicara lebih lanjut tentang pembantaian
tersebut, sebenarnya kasus ini adalah kasus yang melanggar Hukum dan
HAM. Sudah seharusnya tindakan ini segera diselesaikan agar tidak
bertambahnya korban. Dilihat dari perkembangan yang terjadi saat ini
sudah ada beberapa pihak yang bersuara untuk menyelesaikan peristiwa ini
seperti ASEAN. Namun masih banyak kita lihat pihak/lembaga berwenang
seperti PBB dan negara lainnya dunia yang masih berdiam terhadap kasus
ini. Kebanyakan dari mereka hanya bisa menyampaikan ucapan simpati,
namun tidak diikuti oleh tindakan kongkret termasuk negara-negara Islam
sendiri, yang di dalamnya juga tergabung di Indonesia.
Nah, kita
sebagai umat Islam bagaimanakah menanggapi kasus ini. Menelisik firman
Allah dalam surat Al-Maidah ayat 54 yang artinya:
“ Hai
orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha mengetahui”
Dalam kutipan ayat di atas disebutkan bahwa
kita diperintahkan untuk bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Nah
sudah seharusnya kita juga bersikap tegas terhadap tindakan yang
dilakukan oleh penduduk asli Myanmar tersebut terhadap saudara kita
etnis Rohingya. Hendaknya kita berkontribusi aktif untuk mencegah
kemungkaran ini. Berbagai cara banyak bisa kita lakukan mulai dari
menyumbangkan tenaga, harta benda, serta pemikiran kita untuk mendesak
pihak yang berkuasa untuk bertindak tegas terhadap kasus ini. Dan kita
berharap pihak-pihak yang berkuasa tersebut seperti pemimpin-pemimpin
negara Islam, negara yang katanya menjunjung tinggi HAM, serta PBB juga
bertindak tegas terhadap kasus ini. Sudah saatnya kita mengusap air mata
saudara kita yang ada di Myanmar saat ini. Kita mesti berbagi keindahan
di bulan suci Ramadhan. Saudara kita di sana butuh ketenangan untuk
menjalankan ibadahnya. Doa kepada Allah juga tidak lupa kita panjatkan,
karena semuanya akan terjadi hanya dengan pertolongan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meninggalkan komentar, di bagian "Beri komentar sebagai:" yg ada di bawah, pilih opsi "Name/URL", kemudian isi nama anda pada kolom "Nama" & isi alamat website/blog/link anda pada kolom "URL" (bila tidak ada bisa dikosongkan) lalu klik "Lanjutkan". Setelah itu tulis komentar anda, jika sudah klik "Poskan Komentar" (di pojok kiri bawah). Terakhir, masukan kode acak yg tertera di gambar, lalu klik "Poskan Komentar"