Minggu, 30 Oktober 2011

Barat Tidak Senang Pemberitaan Astronot AS Itu Masuk Islam




(voa-islam) – Sebuah pesan pendek tersebar tentang kabar masuk Islamnya Sunita Williams, astronot wanita India pertama yang pergi kebulan pada 2 Juli 2007 lalu.  Berita menghebohkan ini bukanlah yang pertama, sebelumnya astronot asal Amerika Serikat Neil Armstrong juga menyatakan dirinya masuk Islam sekembali dari bulan. Apakah ini berita bohong? Yang pasti pihak Kristiani tidak suka dengan pemberitaan ini. Lalu disebarlah kabar, bahwa ini berita bohong.

Perlu diketahui, Sunita Williams adalah seorang astronot kelahiran Ohio 19 September 1965 dari orang tua berketurunan India-Slovenia. Menikah dengan Michael J. William, seorang Polisi Federal di Oregon, USA. Sebagai astronot pertama India, dia memegang rekor perjalanan luar angkasa untuk wanita: berada diluar angkasa terlama (195 hari), dan berjalan diluar angkasa (29 jam, 17 menit).

Dalam perjalanannya ke bulan, Sunita William melihat fenomena yang aneh saat pandangannya menuju ke bumi. Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang yaitu Makkah dan Madinah.

Sunita  mengatakan, dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop ada dua tempat yang sangat berbeda, yaitu Makkah dan Madinah. Kedua tempat itu nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi. Masya Allah, Allah Maha Besar.

Rabu, 26 Oktober 2011

Kebenaran banjir zaman Nabi Nuh sampai ke Nusantara




Oleh :Komunikasi Rohis

Banjir besar dunia (Bencana Nuh), berdasarkan penemuan-penemuan geologi diperkirakan terjadi sekitar tahun 11.000 SM atau 13.000 tahun yang lalu.
 
 Bencana Nuh ini juga melanda Nusantara. Hal ini boleh kita buktikan, dengan penemuan, ikan spesifik yang bernama ikan belido, di dua pulau yang berbeza, iaitu Sumatera (sungai musi) dan Kalimantan (sungai kapuas).
 
 Dikatakan, Pulau Sumatera dan Kalimantan, dahulunya bersatu, dimana sungai musi dan sungai kapuas, merupakan anak sungai, dari sebuah sungai, yang pada masa ini berada di dasar laut Selat Malaka. (sumber : Banjir di Zaman Nabi Nuh dan Forum Diskusi Banjir Nuh)
 
 Berdasarkan ilmu Geografi, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Jazirah Malaka dipisahkan oleh laut yang cetek. Dikatakan sebelum terjadi bencana Nuh, pulau-pulau itu berada dalam satu daratan, yang disebut Pentas Sunda (Sunda Plat).
 
 Beberapa ilmuwan, diantaranya Profesor Aryso Santos dari Brasil, menduga Pentas Sunda ini, dahulunya merupakan benua Atlantis, seperti disebut-sebut Plato di dalam bukunya Timeus dan Critias.
  Jumhur (Mayoritas) Ulama juga berpendapat bahwa banjir yang terjadi dizaman Nabi Nuh as berupa banjir global. Dan segala permasalahan terkait banjir global yang amat sukar dijangkau akal sehat manusia adalah tanda kebesaran Allah SWT.
 Peradaban Tinggi Masa Lalu
 
 Berdasarkan kepada penemuan naskah kuno di dalam Piramid Besar Cheops, yang mengatakan piramid dibina ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer’. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi sekitar 73.300 tahun yang lalu.
 
 Kemajuan teknologi di masa lalu, juga boleh dilihat dari kecanggihan, kapal yang dibuat Nabi Nuh bersama pengikutnya, sekitar 11.000 SM (13.000 tahun yang lalu).
 

Senin, 24 Oktober 2011

Hening


Dalam sebuah keheningan malam, seekor anak kelinci tampak gelisah dalam lubang nyaman keluarganya. Entah kenapa, matanya sulit untuk dipejamkan. Pikirannya selalu menerawang ke arah gelap yang membuat suasana kian hening.

“Ayah, kenapa di sebagian hidup kita selalu ada malam yang membuat hening?” tanya sang anak kelinci kepada ayahnya yang tiba-tiba terbangun.

Setelah berpikir sebentar, sang ayah kelinci menjawab, “Begitulah Yang Maha Kuasa menciptakan keseimbangan dalam hidup kita. Ada saatnya kita bergerak, berlari, mencari makan, dan ada saatnya kita beristirahat.”

“Ayah, bukankah kita bisa istirahat dalam suasana terang?” sergah sang anak kelinci di luar dugaan ayahnya.

“Anakku, dalam diri kita ada ego, nafsu yang selalu memaksa kita untuk memenuhi kemanjaan-kemanjaannya. Kepuasannya tidak akan pernah berakhir hingga kita mati. Karena itulah, Yang Maha Bijaksana menciptakan malam untuk memaksa kita tidak lagi menuruti ego atau nafsu,” ucap sang ayah kelinci panjang.

“Tapi ayah, aku tidak bisa terlalu lama mengisi malam hanya dengan istirahat. Seperti yang kualami malam ini,” ungkap si anak kelinci lagi.

Minggu, 23 Oktober 2011

UKURAN BUMI


Ketika orang-orang berdiri dan mulai berjalan, mereka merasa tidak ada tekanan ke atas atau ke bawah. Duduk, berjalan, dan berlari adalah aktivitas yang sangat biasa. Namun setiap kali orang terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka menolak gaya gravitasi yang sangat.kuat.

Alasan yang paling penting dalam hal ini adalah ukuran Bumi. Jika ukurannya sedikit lebih kecil, maka gravitasi akan jauh lebih lemah, atmosfer planet akan terpecah dan menghilang, dan kita tidak akan mampu untuk tetap stabil di dunia. Jika bumi lebih besar, gravitasi akan cukup meningkat dan berbagai gas beracun akan membuat atmosfer kita mematikan. Bahkan jika kita berhasil untuk melindungi diri dari gas, kita tidak akan mampu bergerak.

 Namun sepertinya masalah tidak pernah muncul, karena ukuran bumi telah ditentukan dengan cara yang memungkinkan bagi kehidupan manusia. Kondisi yang menggabungkan secara halus di mana tidak ada cara bahkan satu dari mereka bisa muncul secara kebetulan. Para ilmuwan telah menghitung kemungkinan peristiwa semacam itu sebagai 1 dalam 10.123,1 Jelasnya, pembentukan secara kebetulan dari lingkungan yang cocok bagi kehidupan adalah tidak mungkin.

Selasa, 18 Oktober 2011

KEAJAIBAN PADA LUMBA-LUMBA


Allah telah menciptakan setiap sesuatu yang hidup dengan sarana penglihatan menakjubkan yang ia butuhkan. Manusia memiliki mata mengagumkan yang memungkinkan mereka melihat di daratan. Tapi penglihatan di bawah air sangatlah kabur. Alasannya adalah bahwa mata manusia memiliki masalah berfokus di bawah air. Untuk mengatasi kesulitan ini, kita menggunakan kacamata selam yang membentuk kantong udara di sekitar mata kita. Kita hanya dapat melihat dengan jelas di bawah air dengan bantuan kacamata ini. Dengan cara yang sama, manusia menggunakan kamera berteknologi tinggi untuk memotret di bawah air. Mata lumba-lumba sama seperti kamera khusus yang memungkinkan mereka melihat jelas di bawah air dan di atasnya. Mereka memiliki lensa lentur pada mata mereka yang mengembang dan mengerut sehingga memungkinkan mata mereka berfokus di bawah dan di atas air. Ini merupakan kebutuhan penting bagi lumba-lumba.
 
Setiap kali lumba-lumba berada di permukaan, mereka memperhatikan secara seksama pergerakan kawanan burung di sekitar mereka. Ini karena, di mana pun kawanan burung berkumpul, di situlah terdapat sekumpulan ikan. Lumba-lumba sangat tahu hal ini dan menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan kemudahan dalam berburu.
 
Perangkat khusus pada mata lumba-lumba ini juga melindungi mereka dari air laut asin.
 
Mata lumba-lumba memiliki satu ciri istimewa lain: setiap mata dapat berfokus pada titik berbeda pada saat yang sama. Karena itu, lumba-lumba dapat melihat ke depan dengan satu mata tertuju ke arah berenangnya sembari mengamati keberadaan bahaya di sekeliling dengan mata yang lain – kawanan hiu, misalnya.
 

Sabtu, 15 Oktober 2011

Adnin Armas: Islamisasi Pendidikan Bukan Sekedar Menempelkan Ayat


Dikotomi pendidikan agama dan sains di sekolah begitu kuat terasa. Banyak siswa yang pintar dalam pelajaran matematika, fisika, dan sosial tapi gagal untuk memupuk akhlaknya. Sekolah lebih menitik beratkan materialisme sebagai tolak ukur keberhasilan. Sebaliknya pelajar yang menguasai keilmuan agama, di lapangan tidak begitu cakap ketika berbicara sains.

Inilah kesenjangan yang jarang ditemukan dalam barisan ulama tempo dulu. Sebab para ulama seperti Fakhruddin Ar Razi, Ibnu Khaldun, dan Imam Ghazali tidak saja menguasai disiplin sains tapi juga agama, begitu juga sebaliknya. Maka tak pelak mereka dijuluki sebagai ulama ensiklopedis, ulama yang menguasai berbagai bidang kajian.

Bersama kawan-kawannya di Gontor, Adnin Armas, kemudian menginisiasi Fakhruddin Ar Razi Competition. Sebuah kompetisi yang bisa dikatakan sebagai olimpiade pertama di Indonesia bahkan di dunia yang menggabungkan disiplin studi Islam dan sains.

Lantas bagaimanakah pandangan Adnin Armas untuk meretas ketimpangan dalam hal ini? Betulkah pelajaran agama semakin hari kian tidak menarik di sekolah-sekolah kita? Apa yang salah dengan ini semua? Bagaimanakah kita harus bersikap? Berikut petikan wawancara wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi dengan pria yang aktif menghalau pemikiran Islam liberal ini.

Banyak murid cerdas di sekolah, tapi mengapa mereka tidak tertarik kepada agama?

Kalau kita lihat, buku-buku agama di sekolah dibandingkan dengan pelalajaran umum tidak terlihat menantang. Isi dari buku agama kita di sekolah masih agak sederhana. Jadi dari kualitas buku yang ada di sekolah sudah tidak menantang murid. Disinilah terjadi kesenjangan dimana pelajaran agama tidak ditingkatkan sehingga anak-anak kita tidak tertantang untuk berfikir menyelesaikan soal-soal agama. Hal ini berbeda dengan buku-buku umum yang dibuat sedemikian menarik.

Jumat, 14 Oktober 2011

KEAJAIBAN HUJAN


Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan–yang memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia–disebutkan pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an mengenai informasi penting tentang hujan, kadar dan pengaruh-pengaruhnya.

Informasi ini, yang tidak mungkin diketahui manusia di zamannya, menunjukkan kepada kita bahwa Al-Qur’an merupaka kalam Allah. Sekarang, mari kita kaji informasi-informasi tentang hujan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.

Kadar Hujan

Di dalam ayat kesebelas Surat Az-Zukhruf, hujan dinyatakan sebagai air yang diturunkan dalam “ukuran tertentu”. Sebagaimana ayat di bawah ini:

“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf, (43):11)

“Kadar” yang disebutkan dalam ayat ini merupakan salah satu karakteristik hujan. Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu.

Minggu, 09 Oktober 2011

Dirimu Pasti Mati


Siapa diantara kita yang tidak akan ditimpa oleh kematian

Jika ia datang maka berakhirlah segala sesuatu

Ia tidak memiliki tempat, seluruh alam ini adalah tempatnya

Kita tidak akan bisa berlari ataupun bersembunyi darinya,

Walaupun kita berada dalam benteng yang kokoh

Ia tidak memiliki waktu, ia terus bekerja sepanjang hari, sepanjang masa

Ia tidak menunggu seorangpun, akan tetapi kita semua yang menunggunya

Ia adalah penghancur zaman, penghancur keinginan, penghancur impian

Ia adalah akhir fase pertama manusia

Ia adalah kematian

          *setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati*


Selasa, 04 Oktober 2011

Keutamaan Menyebarkan As-Salamu ‘Alaikum

      Sebagai ajaran Rabbani Islam memang lengkap dan sempurna. Islam mengatur segenap urusan kehidupan manusia dari perkara yang paling kecil hingga perkara yang paling besar. Dari urusan yang bersifat individual hingga urusan sosial.

Salah satu tuntunan Islam ialah perkara bertegur sapa antara seorang beriman dengan Muslim lainnya. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mencontohkan bahwa bila seorang Muslim berjumpa dengan Muslim lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan sapaan khas Islam yaitu As-Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh, artinya Salam damai untukmu dan semoga Rahmat dan Keberkahan Allah menyertaimu. Subhanallah...! Begitu indahnya tegur-sapa yang diajarkan agama Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman.  

Bahkan dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan tindakan mengucapkan salam sebagai bentuk ajaran Islam yang lebih baik. Menebar salam disetarakan dengan memberi makanan kepada orang yang dalam kesusahan.
Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Manakah ajaran Islam yang lebih baik?” Rasul shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Hendaklah engkau memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak.” (HR Bukhary)