Minggu, 25 September 2011

Bocah Kecil Itu, Ia Pikir Tidak Ada Yang Tahu





Saya mahasiswa tingkat akhir, mahasiswa biasa, manusia biasa bila menurut manusia yang lainnya, dengan sekelumit akal dan pikiran yang terkadang gila terkadang waras dan terkadang membuat teman-teman saya berkata ‘kamu ada ada saja,’ atau bahkan ‘mungkin kalau orang yang ndak kenal sama kamu, dia malu kali ya jalan sama kamu,’ begitu kata seorang teman saya.
Saya mahasiswa, mahasiswa yang mencoba mengais-ngais rahmat, mahasiswa yang mencoba menggapai-gapai kasih, mahasiswa yang mencoba mencari, menemukan, memaknai hingga merasakan apa yang namanya cinta, cinta dari Yang Maha Menciptakan.
Saya mahasiswa, mahasiswa yang berharap akan hikmah dan pelajaran, hikmah dari sebuah perjalanan, pelajaran dari sebuah kehidupan.
Berjalan menyusuri papping-papping jalanan, saya sudah semakin berumur saja. Belum ada prestasi, belum ada sesuatu yang berharga menurut saya yang bisa saya berikan, persembahkan pada Nya, pada Dia yang sudah Menciptakan saya, pada orang tua saya yang sudah melahirkan dan membesarkan saya, pada mereka yang sudah begitu banyak membantu, mengerti, memahami, dan berjasa pada diri ini, tidak juga oh bukan tidak tetapi belum, ya belum, belum juga mampu memberi kontribusi yang berarti terhadap bangsa ini.
Berhenti bercerita tentang diri saya yang sebenarnya mungkin menurut kalian saya mahasiswa yang biasa, tetapi luar biasa menurut saya, dan entah darimana ke-luarbiasaan itu saya menilainya.
Hikmah itu saya temukan, pelajaran itu saya dapatkan di suatu senja. Saat dimana saya berlari mengejar matahari, saat dimana saya berjumpa dengannya dengan nafas yang terengah-engah, dengan peluh keringat yang mengucur deras membasahi, dari kepala hingga ujung kaki ini.
‘Hhh, hsh…hsh… jangan pergi Mentari, temani aku barang sebentar saja di senja yang sendu ini,’ kataku
Ia tersenyum, senyumnya yang merekah mengeluarkan seberkas sinar berwarna kuning keemasan, menyilaukan.
‘Jangan berlari, karena kamu memang tidak perlu berlari, kenapa? karena aku menanti,’ begitu kata sang Mentari.
Duduk dalam diam, di belakang asrama sembari bercengkrama dengan sang Mentari. Melihat burung layang-layang hilir mudik beterbangan, melintasi birunya langit. Kadang ku lihat satu ekor saja yang bergaya di atas langit sana, kadang berkelompok. Mereka menukik, melakukan manuver-manuver yang cukup berbahaya bila itu dilakukan oleh seorang pilot yang nyatanya seorang manusia. Burung-burung yang berada di atas sana merupakan pesawat terbang tercanggih yang pernah ada di jagat raya.

Sabtu, 24 September 2011

Hidup Sehat Ala Rasulullah SAW

       Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya 
dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat  untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Contohlah Rasulullah, yang setiap subuh selalu mendapat asupan udara segar.Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Biasanya orang yangmemulai kehidupan di pagi hari dengan bangun subuh, akan menjalani hari dengan penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasa malas untuk beraktivitas.

Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya pada pagi hari, Rasulullah SAW biasa
memakai siwak. Siwak mengandung flour yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan air dingin yang dicampur dengan madu. Dalam Al Qur'an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk membersihkan lambung,
mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir, luka bakar, dan
peradangan.

Sabtu, 17 September 2011

KISAH MANIS PENGORBANAN


Semulia-mulia pengorbanan adalah di jalan Allah. Sepahit apapun pengorbanan tersebut, pasti akan terasa manis di ujungnya.
ALKISAH. Tersebutlah tiga orang pemuda bersaudara dari Negeri Syam. Ketiganya adalah penunggang kuda yang gagah berani. Dalam sebuah pertempuran, ketiganya tertangkap dan dijadikan tawanan pasukan Romawi. Selama dalam penahanan ketiganya diperlakukan dengan sangat baik, bahkan segala kebutuhannya dipenuhi. Ternyata, semua itu hanya bujukan belaka agar mereka mau berpindah agama.



Suatu ketika, mereka dihadapkan pada Raja Romawi. "Aku akan mengangkat kamu semua menjadi pejabat istana dan akan kunikahkan dengan puteriku, asal kalian mau berpindah agama," kata Raja Roma.

Sabtu, 10 September 2011

intermezzo...

Jadi ikhwan jangan Cengeng

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir. .
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir. .
Leher saudaranya mau dipelintir!