Rabu, 31 Agustus 2011

Ramadhan Berakhir Fitri


Setiap Manusia pada dasarnya dilahirkan  suci, bersih, tak bernoda, apalagi berdosa. Demikian bunyi satu hadis yang Nabi SAW sampaikan, ''Setiap anak itu terlahir sebagai makhluk yang suci dan bersih.'' (HR Bukhari-Muslim). Namun, faktor lingkunganlah yang kemudian mempengaruhinya, hingga ia menjadi seorang Muslim atau non-Muslim. Inilah yang digambarkan lebih lanjut oleh Nabi SAW, ''Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu sebagai seorang Yahudi atau Nashrani.'' (HR.Bukhari-Muslim).

Fitri atau fitrah bermakna suci, bersih, dan tak bernoda. Fitrah manusia sejatinya adalah suci, karena ia berasal dari Zat yang suci, yaitu Allah SWT. Karena kesucian manusia inilah, Allah SWT kamudian memuliakan mereka dibandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. ''Sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam, lalu Kami tempatkan mereka di daratan dan di lautan, kemudian Kami beri mereka rezeki dari jalan-jalan yang terbaik. Kami unggulkan derajat mereka dibandingkan dengan makhluk-makhluk Kami yang lain.'' (Al-Isra: 71).
Kami Keluarga Besar Rohis Sman 97 Mengucapkan:

Selamat Hari raya idul Fitri 1432 Hijriyah 

Minal Aidzin Wal fa Idzin Mohon Maaf Lahir dan Batin 

Maaf Apabila Posting Kami Kurang Baik.


Senin, 29 Agustus 2011

Manfaat Habbatussauda'

Seiring dengan perkembangan teknologi, tanpa disadari perkembangan terapi modern tidak mutlak mampu meyembuhkan beberapa penyakit, bahkan obat-obatan yang sekarang beredar sebagian ada yang menyimpan efek samping yang membahayakan tubuh manusia.
Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda : ‘ Gunakanlah Al Habbatussauda’, karena didalamnya terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali as Sam (maut) (Shahih Bukhori dan Muslim).
Mengkonsumsi Habbaatussauda’ sebagai obat yang dianjurkan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam tidak begitu dikenal oleh muslimin di Indonesia, Padahal di berbagai negara (Eropa, Amerika dan sejumlah negara Asia) Obat ini mengalami kepoluleran yang sangat nyata dengan dilakukan beberap riset ilmiah untuk mengungkap kebenaran hadits tersebut. ( diantaranya oleh Profesor El Dakhany dari Microbiologi Research Center, Arabia, Dr Michael Tierra L.A.C.O MD, Pharmachology Research Department Laboratory, Departement Pharmachy King College London dll).

Berdasarkan beberapa penelitian habbatussauda memiliki manfaat sebagai berikut:


Rabu, 24 Agustus 2011

Celakalah orang Yang beriman part2...........


Ketika Mush’ab Bin ‘Umair رضي الله عنه datang ke Madinah selepas hijrah dari Habasyah, berubahlah kondisinya. Ia bukan Mushab yang dulu lagi…
Dulu ia selalu memakai pakaian mewah yang mengundang decak kagum orang, tapi sekarang ia memakai pakaian yang usang dan penuh tambalan.
Dulu ia berambut indah menawan beroleskan minyak rambut, namun saat ini rambutnya kusut dan kusam, tidak beraturan.
Dulu kulitnya lembut dan halus, tapi kini menjadi tebal dan kasar…
Penampilannya yang berubah membuat sebagian para shahabat Nabi menundukkan kepala dan memejamkan mata. Tak kuasa mereka menahan air mata karena ibanya memandang Mush’ab. Ia harus merasakan cobaan yang demikian berat demi mempertahankan hidayah yang telah ia rasakan.
Dan wafatnya pun ditangisi..
Abdurrahman Bin Auf رضي الله عنه pernah disajikan makanan dan ketika itu ia sedang berpuasa (nafilah). “Mush’ab Bin ‘Umair terbunuh dalam perang uhud, ” katanya, “Padahal ia lebih baik dariku. Ia dikafani dengan sehelai kain burdah yang bila ditutup kepalanya, tampaklah kakinya dan bila ditutup kakinya, tampaklah kepalanya… ” tak sanggup lagi ia menahan kenangan itu, maka ia pun menangis tersedu-sedu dan meninggalkan makanan yang sudah dihidangkan untuknya. (HR. Bukhari no.1216)
Maka sesuci apakah hatimu dibandingkan mereka, saudaraku? Sebersih apakah dirimu sehingga merasa tak layak menerima cobaan?

Ujian Itu Pembuktian

Seandainya Allah tidak memberikan cobaan kepada seorang hamba karena keimanannya, lantas apa bedanya orang yang tulus beriman dengan yang sekedar pura-pura? Apa bedanya orang yang di atas kebenaran dengan para pengusung kebatilan? Sebab, sudah menjadi ketetapan Allah terhadap orang-orang beriman bahwa mereka, mau tak mau, akan menerima cobaan dan ujian.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur (dalam keimanan) dan mengetahui pula orang-orang yang dusta. “ (QS. Al-Ankabut: 3)

Senin, 08 Agustus 2011

Dan Celakalah Orang-orang yang Beriman....


Kamu mengira bila telah beriman selamatlah kehidupanmu dari berbagai bentuk cobaan dan ujian.
Kamu menyangka dengan sekedar menunaikan shalat lima waktu tak ada yang bisa menggoyahkan keimananmu.
Kamu merasa telah menjadi orang yang saleh, begitu bertakwa kepada Allah, tak memiliki catatan dosa, sehingga ketika dirimu ditimpa penyakit, hartamu lenyap, perniagaanmu merugi, kamu berkata, “Apa dosaku sampai ditimpa kesusahan seperti ini?“
Padahal siapa kamu? Sebersih apakah dirimu? Apakah kamu malaikat? Tak pernah tercemarkah tanganmu? Tak pernah ternodakah lisanmu?
Kalau kamu memang orang yang ‘bersih’, mari..marilah kemari. Ini Ayyub, Nabi yang saleh lagi bertakwa. Di satu fase kehidupannya, Allah memberinya cobaan. Syaithan menguasai jasadnya. Ia tiupkan padanya penyakit, maka tersebarlah penyakit kulit yang menjijikkan di sekujur tubuhnya . Tergerogotilah sendi-sendi tulangnya dan melemahlah jasadnya. Setelah itu syaithan membakar seluruh hartanya dan meninggallah satu per satu anak-anaknya. Karena tak kuat lagi memikul derita yang kian berat, istri-istrinya pun satu per satu meninggalkannya, hingga hanya satu orang saja yang setia menemaninya…Sudahkah kamu menerima cobaan seperti yang beliau rasakan?