dakwatuna.com - Maha
Suci Allah yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya
iman. Cahayanya tidak akan menyilaukan mata, justru akan menimbulkan
pendaran pada orang-orang di sekelilingnya. Meskipun tidak semua mau
terkena pendarannya, tidak apa, terpenting kita telah membagi sinarNya.
Karena hanya hati yang telah merasakan nikmatNya bercengkerama dengan
Allah yang tak sanggup menghalau cahaya iman. Dan karena hanya Allah
yang mampu membuka pintu hidayah kepada hamba-hambaNya.
Jika bukan
karena kasih sayang Allah yang teramat sangat pada hambaNya, pasti Dia
akan tetap membiarkan kita jatuh pada lubang kegelapan. Jangan pernah
menyalahkan Allah atas keburukan yang terjadi. Hanya kita saja yang
selalu menghalau kasih sayangNya.
Kita adalah sumber kelemahan,
sedang Allah adalah sumber kekuatan. Allah tidak membutuhkan apapun dari
kita, Dia yang menciptakan kita. Kita yang sangat membutuhkan uluran
kasih sayangNya. Amat sombongnya diri kita, jika telah mampu mengucapkan
bahwa apa yang kita usahakan adalah jerih payah sendiri. Amat
sombongnya kita, jika dalam helaan nafas pernah berniat untuk melupakan
bahwa ada campur tangan Allah di dalamnya. Rabbighfirlii…
Kita
lemah, kita hina, bagai debu yang terinjak. Adakalanya derajat kita
terangkat, adalah kebaikan Allah kepada hambaNya. Hanya Allah, semua
karena Allah. Matahari yang terbit dari Timur kemudian kembali tenggelam
di Barat. Burung-burung yang melanglang mencari rizki dan pulang dengan
perut kenyang. Sehelai daun yang jatuh, semua adalah takdirnya. Tiada
sedetik episode seluruh alam semesta kecuali dengan campur tanganNya.
Terjatuh,
semua orang pernah jatuh. Tapi tidak semua orang tersadar sedang jatuh
atau tidak. Terluka, semua orang pernah terluka. Jangan dulu menghakimi
Allah. Jangan dulu menggugat Allah. Jangan dulu mengasingkan Allah di
dalam pikiran terlebih di dalam hati. Jika kita lupa pun, Allah tidak
merugi. Kita yang akan merugi, terhapus ketenangan di dalam hati.
Sejenak
ingat Allah, sejenak saja. Rasakan kehadirannya teramat dekat melebihi
urat leher. Rasakan suara kita terdengar jelas olehNya. Rasakan cerita
kita berada dalam genggamanNya. Karena Allah pasti akan menggenggam
segala resah, doa dan mimpi-mimpi kita.
Jika kita pernah merasa
teramat jauh dariNya. Segeralah merangkak menujuNya. Karena Allah akan
berlari kepada kita. Tiada lagi kebahagiaan yang mampu melebihi
kebahagiaan saat hati terasa tenang kala menyebut nama Allah.
Kita
hanya bisa berusaha, berusaha dan berusaha berjalan kepadaNya. Jatuh
bangun kita, biar Allah saja yang tau. Biar Allah yang nilai. Sungguh,
kita tidak akan bisa tanpa Allah.
Jangan pernah melihat siapa yang menulis. Karena sebagai hamba, tidak pernah terlepas dari dosa.
Tapi lihatlah isinya, jika bermanfaat, maka amalkanlah.
Allahua’lam.
—
Renungan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meninggalkan komentar, di bagian "Beri komentar sebagai:" yg ada di bawah, pilih opsi "Name/URL", kemudian isi nama anda pada kolom "Nama" & isi alamat website/blog/link anda pada kolom "URL" (bila tidak ada bisa dikosongkan) lalu klik "Lanjutkan". Setelah itu tulis komentar anda, jika sudah klik "Poskan Komentar" (di pojok kiri bawah). Terakhir, masukan kode acak yg tertera di gambar, lalu klik "Poskan Komentar"