Yang Menyebabkan Dosa Kecil Menjadi Besar di Sisi Allah SWT
1. Jika dilakukan terus menerus
dakwatuna.com - Allah SWT berfirman,
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ﴿١٣٥﴾
“Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135)
Dosa
besar yang hanya dilakukan sekali, lebih bisa diharapkan pengampunannya
dari pada dosa kecil yang dilakukan terus menerus, jika seorang hamba
meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa
niscaya akan kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh
sebuah dosa niscaya akan menjadi besar di sisiNya.
Abdullah bin Mas’ud RA berkata:
“Seorang
mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa
dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti seekor
lalat yang mencolok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Bilal bin Sa’ad rahimahullah berkata:
“Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah keagungan Zat yang kamu durhakai itu.”
2. Jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga kepada orang lain
Jika
dilakukan dengan bangga atau minta dipuji, seperti seseorang yang
mengatakan: “Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di
depan umum!?” Atau seperti ucapan seorang pedagang: “Lihat, bagaimana
saya bisa menipu pembeli itu!?”
Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap
umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa.
Dan di antara perbuatan terang-terangan melakukan dosa ialah jika
seseorang berdosa di malam hari sementara Allah telah menutupi aibnya,
namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata: “Hai
Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu.” (HR. Bukhari-Muslim).
3. Jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan.
Karena
apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa,
maka ia juga mendapatkan dosa orang yang mencontohnya. Rasulullah SAW
bersabda:
“…dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam
Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang yang
mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu dari
pelakunya.” (HR. Muslim).
– Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meninggalkan komentar, di bagian "Beri komentar sebagai:" yg ada di bawah, pilih opsi "Name/URL", kemudian isi nama anda pada kolom "Nama" & isi alamat website/blog/link anda pada kolom "URL" (bila tidak ada bisa dikosongkan) lalu klik "Lanjutkan". Setelah itu tulis komentar anda, jika sudah klik "Poskan Komentar" (di pojok kiri bawah). Terakhir, masukan kode acak yg tertera di gambar, lalu klik "Poskan Komentar"