Kamis, 26 Mei 2011

Satu Kesulitan VS Dua Kemudahan

Oleh: Deasy Lyna Tsuraya*

Percayalah pada janji Allah. Pun disaat kita diamuk gulana.

Semuanya sudah termaktub dalam lembaran ayat suci-Nya. Bacalah surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6).

Tentu ayat di atas sudah tak asing lagi bagi kita. Kita seringkali mendengar ayat ini, namun kadang hati kita masih saja lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul.

Percayalah...

“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

Sabtu, 21 Mei 2011

Andai Engkau Tau

Oleh: Heru Wicaksono (alumni Rohis SMAN 97 tahun 2010)

Entah sudah berapa lama kita tak berjumpa kawan, berkumpul bersama, bertukar pikiran, belajar bersama, hingga mengkaji “Buku Sakti”, saling mengkoreksi bacaan yang tersendat sendat, ditambah dengan verboden tadjwid, yang terkadang suka kita langgar… aihhh.. teringat saat masih berseragam putih abu abu, dengan tempat tongkrongan bernama nurul iman.. saat tiba disekolah pada pagi hari kita duduk didepan nurul iman, istirahat pertama ngumpul di nurul iman, makan siang di nurul iman (lebih tepatnya di pelatarannya), bahkan sampai jam pelajaran usaipun kita masih sempat sempatnya ke nurul iman dulu…pokoknya ngalahin mas darso deh..hehe..

Oke, cukup nostalgianya…

Minggu, 08 Mei 2011

Ekonomi Islam dan Perbandingannya Dengan Kapitalis dan Sosialis

Oleh : Heru Wicaksono (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

A. PENGANTAR
Banyak orang menerjemahkan makna dari sejahtera secara berbeda beda, dari yang sekedar tercukupi kebutuhannya sehari hari, memiliki asset yang berlimpah, hingga memiliki semua yang ada. Pun untuk mencapai semua keingginannya itu banyak dari mereka yang lakukan segala hal, bahkan cenderung bagi mereka untuk tak mempedulikan orang lain.

Banyak teori teori ekonomi yang mendeskripsikan tentang pola tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya & teori teori itu lahir dari pola tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi ketika sebuah teori yang merupakan hasil deskripsi polah tingkah laku manusia tersebut telah gagal dalam memenuhi sesuatu yang di idam idamkan, maka dengan otomatis manusia akan melakukan perubahan dalam pola tingkah laku mereka dan yang berujung pada munculnya teori ekonomi baru.

Di sini kita akan mencoba sedikit mengkritisi teori teori ekonomi yang ada, dan mencoba mencari tau teori ekonomi yang manakah yang benar benar dapat menciptakan solusi untuk kesejahteraan yang sesungguhnya. Disini saya menampilkan tiga teori ekonomi yang berkembang pada masyarakat dunia,yaitu ekonomi kapitalis, ekonomi sosialis, dan ekonomi islam.

Kamis, 05 Mei 2011

Bahaya Minum Es Teh Bagi Kesehatan Ginjal



Siapa diantara para pengunjung yang tidak menyukai minuman rakyat yang satu ini? Yah, Es Teh sepertinya begitu mudahnya kita temui dimanapun tempat kita makan, dari warung pinggir jalan sampai restoran mewahpun semuanya menyediakan Es Teh sebagai salah satu menu minumannya. Es Teh dengan bau dan rasa khasnya sudah mendarah daging di masyarakat kita, meski dikemas dalam bentuk apapun itu, Teh tetaplah Teh dan jika diberi es, kesegaranlah yang kita dapatkan, apalagi di Bulan Puasa ini, menu pembuka sebelum makan besarpun sering didahului dengan minum es teh.

Tapi tahukah Anda, di balik kenikmatannya, es teh menyimpan potensi merugikan bagi kesehatan. Penelitian Loyola University Chicago Stritch School of Medicine mengungkap bahwa konsumsi es teh berlebih meningkatkan risiko menderita batu ginjal.

Rabu, 04 Mei 2011

“Brother, Please, I Wanna be a Moslem Like You”


“Assalamualaikum,” seseorang menyapaku ketika kaki kananku memasuki pelataran Omar Mosque Wollongong. “Waalaikumsalam,” jawabku dengan terheran-heran. Terlihat dari matanya yang berwarna biru dan rambutnya yang pirang menandakan dia adalah seorang “bule”. Orang tersebut tersenyum dan kembali menyapa, “apa kabar?” Dengan terheran akupun menjawab “Alhamdulillah baik, anda bisa berbahasa Indonesia, dari mana anda?” tanyaku. Beliau tersenyum dan kemudian menyodorkan tangan, tanda mengajak berjabat tangan, “Saya Abdullah Ibrahim, saya berasal dari New Zeeland, tetapi saya pernah tinggal lama di Bandung, Indonesia,” jawabnya dengan tersenyum. Sayapun tersenyum dan kemudian kami pun memasuki masjid dengan beriringan dan melaksanakan sholat ashar berjamaah dengan jamaah yang lain