Oleh: sandylegia
dakwatuna.com – Perempuan yang baik adalah yang bagus
agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah agama dalam hati bukan dalam
penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih bagus perempuan tidak berkerudung tapi
baik kelakuannya (beragama) daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama
(tidak baik kelakuannya)? Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang
berkerudung dan beragama sekaligus.”
Kenapa?
Realitas memperlihatkan kepada kita bahwa perempuan
berkerudung lebih banyak yang beragama ketimbang perempuan yang tidak memakai
kerudung.
Jika ada perempuan tak memakai kerudung tapi beragama
(berakhlaq), maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan tak
berkerudung yang rata-rata kurang berakhlaq.
Begitu pula jika ada perempuan berkerudung tapi tidak/kurang
beragama, maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan berkerudung
yang rata-rata beragama.
Kerudung adalah setengah petunjuk kalau wanita yang memakai
kerudung tersebut adalah wanita beragama, setengahnya lagi adalah hati atau
perilaku kesehariannya.
Bila perilaku keseharian seorang wanita muslimah sudah bagus
namun belum berkerudung, segera lengkapi dengan kerudung, agar setengahnya
terlengkapi dan menjadi sempurna. Begitu pula jika seorang wanita muslimah
sudah berkerudung, namun akhlaq atau perilaku kesehariannya masih tidak baik,
segera lengkapi dengan akhlaq yang baik, agar setengahnya terlengkapi dan
menjadi sempurna.
Jadi, jangan ada lagi orang yang berkata “Buat apa
berkerudung kalau kelakuan seperti wanita tak beragama (tidak baik), lebih baik
tidak berkerudung!!”
Pernyataan itu keliru karena beberapa alasan:
Pertama: Alasan Syar’i
Pernyataan tersebut sama dengan menyeru perempuan untuk
melanggar apa yang telah Allah perintahkan kepada wanita muslimah. Di dalam
Al-Quran Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً
رَّحِيماً
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)
Kedua: Alasan Logis
Dikatakan sebelumnya bahwa wanita muslimah yang baik
akhlaqnya namun tak berkerudung baru setengahnya menunjukkan kalau wanita
tersebut beragama, karena setengahnya lagi adalah kerudung, berarti wanita yang
tidak baik kelakuannya dan tidak berkerudung, tidak setengah pun menunjukkan
bahwa wanita tersebut beragama. Maka, bukankah ini lebih parah nilainya di mata
agama? Oleh karena itulah pernyataan di atas tidak menjadi solusi yang tepat.
Solusi yang Tepat
Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau
akhlaq atau perilakunya masih jauh dari akhlaq seorang wanita muslimah yang
sebenarnya, tidak perlu terhasut dengan pernyataan “Buat apa pakai kerudung,
kalau…. dst” lantas melepas kerudungnya karena malu.
Solusi yang bijak adalah, biarkan kerudung itu tetap melekat
bersamanya sembari berusaha untuk terus mengadakan perbaikan akhlaq atau
perilakunya.
Pernyataan Lain
“Kerudungi hati dulu, baru kerudungi penampilan”. Jika
pernyataan ini memang pernah terlontar dan pernah ada, alangkah bijak jika
pernyataan ini kita ubah menjadi: “Mengerudungi hati tak kalah penting dari
mengerudungi penampilan”.
Tentang pernyataan pertama, dikarenakan perbaikan akhlaq
adalah proses berkesinambungan seumur hidup yang jelas bukan instan, dan
dikarenakan tak ada yang dapat menjamin bagaimana dan seperti apa hari esok
dalam kehidupan kita? Masih di atas bumi kah atau di dalam perutnya? Masih
memijak kah atau dipijak? Maka menunda berkerudung dengan alasan memperbaiki
akhlaq dulu adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan oleh wanita muslimah
mana pun.
Adapun pernyataan kedua, memang demikianlah adanya, bacalah
Al-Quran dan tadabburi maknanya, maka kita temukan bahwa hampir setiap kali
Allah berfirman tentang wanita muslimah yang baik (beragama), isinya adalah
tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berperilaku?” selebihnya
adalah tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berpenampilan?”. Jika
berkenan bacalah QS. An-Nur ayat 31, At-Tahrim ayat 5, 10, 11 dan 12, dan
seterusnya.
Pernyataan berikutnya adalah:
“Kerudung itu bukan inti dari Islam!” Ya, saya pribadi
setuju, memang bukan inti dari Islam, tapi bagian penting dari Islam yang jika
bagian itu tidak ada, maka terlalu sulit untuk dikatakan “Ini Islam” sama
sulitnya untuk dikatakan “Ini bukan Islam”.
Dikatakan wanita muslimah sulit karena tidak pernah mau
pakai kerudung, dikatakan bukan wanita muslimah juga sulit, karena shalat,
zakat dan ibadah-ibadah lainnya tetap dikerjakan, juga akhlaqnya adalah akhlaq
wanita muslimah.
Kalau saya ibaratkan, hal ini seperti bangunan rumah yang
tak nampak seperti rumah, namun lebih tampak seperti gudang; berjendela tanpa
kaca, tanpa lantai ubin, dan tanpa atap dan seterusnya.
Dikatakan rumah sulit, karena dari luar hampir tak dapat
dibedakan dengan gudang. Dikatakan bukan rumah juga sulit, karena ternyata
penghuninya lengkap, pasangan suami istri dan satu anak lelaki.
Jendela berkaca, pintu, atap, dan lantai ubin memang bukan
bagian inti dari rumah, tapi tanpa adanya semua itu, sebuah bangunan akan
kehilangan identitasnya sebagai rumah, konsekuensinya, orang-orang akan
menyangka kalau bangunan tersebut adalah gudang tak berpenghuni.
Kerudung atau jilbab adalah identitas seorang muslimah
(wanita beragama Islam). Kerudung lah yang memberi isyarat kepada lelaki-lelaki
muslim bahkan semua lelaki bahwa yang mengenakannya adalah wanita terhormat,
sehingga sangat tidak pantas direndahkan dalam pandangan mereka, kata-kata
mereka, maupun perbuatan mereka (para lelaki).
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ
أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً
رَّحِيماً
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)
Kesimpulan
“Identitas seorang wanita muslimah itu adalah jilbab dan
akhlaqnya, akhlaq tanpa jilbab kurang, sama kurangnya dengan jilbab tanpa
akhlaq”.
sumber : dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk meninggalkan komentar, di bagian "Beri komentar sebagai:" yg ada di bawah, pilih opsi "Name/URL", kemudian isi nama anda pada kolom "Nama" & isi alamat website/blog/link anda pada kolom "URL" (bila tidak ada bisa dikosongkan) lalu klik "Lanjutkan". Setelah itu tulis komentar anda, jika sudah klik "Poskan Komentar" (di pojok kiri bawah). Terakhir, masukan kode acak yg tertera di gambar, lalu klik "Poskan Komentar"